Surabaya Gencarkan MPLS Anti-Bullying, Ini Arahan Wali Kota Eri

Ma'rifah Nugraha
0
Pemkot Surabaya menekankan pentingnya MPLS yang bebas dari perundungan. Foto Pemkot Surabaya.

EDUKASIA.ID - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) resmi dimulai di Surabaya. Pemerintah Kota (Pemkot) menekankan agar pelaksanaannya menjadi momen menyenangkan, ramah, dan pastinya bebas dari bullying.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa MPLS bukan sekadar seremonial tahunan. Menurutnya, masa ini menjadi pondasi awal pembentukan karakter siswa.

"Karakter anak-anak akan dimulai dari MPLS, sehingga suasana yang gembira dan nyaman akan membuat siswa betah di sekolah, sementara pengalaman negatif di awal justru dapat membangun rasa tidak percaya diri pada diri siswa," ujar Eri dalam siaran pers, Rabu, 16 Juli 2025.

Ia pun meminta seluruh sekolah, khususnya jenjang SD dan SMP, menciptakan suasana yang penuh kasih sayang, hangat, dan menyenangkan bagi para peserta didik baru.

"Maka di situlah disiapkan sekolah yang penuh rasa kasih sayang, penuh rasa gembira, penuh dengan rasa agama," lanjutnya.

Komitmen terhadap pembentukan karakter siswa juga diwujudkan dalam pengaturan waktu belajar. Eri menyebut, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung hingga pukul 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan program pengembangan bakat dan karakter hingga pukul 14.00 WIB.

"Hal ini bertujuan untuk memastikan kenyamanan siswa dalam belajar akademik sekaligus membentuk karakter mereka agar mampu berinteraksi dengan lingkungan secara positif," tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menyampaikan bahwa nilai anti-bullying dan toleransi menjadi fokus utama dalam MPLS tahun ini. Program ini sebenarnya sudah diterapkan sejak beberapa tahun lalu.

"Anti-bullying dan toleransi itu kan sudah kita terapkan sebenarnya dari periode yang kemarin-kemarin. Bagaimana siswa saling membantu di sekolah, tanpa memandang agama, status sosial, atau latar belakang lainnya," ujarnya.

Yusuf menilai bullying terjadi karena masih banyak siswa yang belum berani menyuarakan pendapat atau menolak perilaku negatif.

"Oleh karena itu, Dispendik mendorong penguatan karakter wani atau berani pada siswa, yaitu berani berpendapat, berani bicara, berani memberitahu, dan berani menolak jika ada hal yang tidak benar," paparnya.

Sebagai langkah konkret, setiap sekolah di Surabaya kini memiliki Satuan Tugas (Satgas) Anti-Bullying. Satgas ini melibatkan berbagai elemen penting di sekolah, mulai dari OSIS, Organisasi Pelajar (ORPES), hingga UKS.

"Untuk mengantisipasi adanya praktik-praktik bullying diperkuat dengan adanya Satuan Tugas (Satgas) Anti-Bullying di setiap sekolah," ucap Yusuf.

Tidak hanya itu, para siswa senior juga turut dilibatkan untuk mengenalkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler kepada adik-adik kelasnya. Tujuannya, agar siswa baru bisa mengeksplorasi dan mengembangkan minat serta bakat mereka sejak awal.

“Dengan adanya Satgas ini, diharapkan tidak ada lagi kasus perundungan yang terjadi,” harap Yusuf.

Adapun MPLS tahun ini mengusung tema “Sekolahku, Rumahku, Guruku, Orang Tuaku”. Tema ini diharapkan mampu menumbuhkan kedekatan emosional antara siswa dan lingkungan sekolahnya.

“Kami berharap MPLS yang akan berjalan satu minggu ini, menjadi awal masuk sekolah yang menyenangkan bagi para siswa dan bebas dari bullying,” pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top