Alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) menuai prestasi berkat dedikasinya dalam pengabdian masyarakat. Foto Unair.
EDUKASIA.ID - Kiprah drg. Zahrotun Riyad, alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) angkatan 1997, patut diacungi jempol. Lebih dari 20 tahun, Zahra, sapaan akrabnya, mendedikasikan hidupnya mengabdi di pulau-pulau terpencil di Kepulauan Galang, Batam.
Sejak diangkat sebagai dokter gigi PNS pada 2010 dan ditugaskan di wilayah yang terdiri atas 104 pulau, dengan 40 pulau berpenghuni ini, Zahra menyaksikan langsung sulitnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat setempat.
“Penduduk harus ke puskesmas yang jaraknya jauh dan sewa kapal yang hampir satu juta," ungkapnya kepada Unair, Kamis, 14 Agustus 2025.
Selain itu, rata-rata kampung belum dialiri listrik, masih mengandalkan genset sebagai sumber tenaga. Kondisi ini mendorong Zahra bersama timnya untuk berinovasi menghadirkan layanan kesehatan gigi keliling bernama Warung Gigi.
“Padahal sebenarnya itu di luar bayangan seorang dokter gigi. Sementara saya membawa alat dengan ransel, obat-obatan dan anastesi,” kata Zahra.
Tak hanya masalah kesehatan gigi, Zahra juga menemukan fenomena anak di bawah umur yang hamil di luar nikah. Hal ini memotivasinya merancang program edukasi kesehatan reproduksi dan psikologi remaja di sekolah-sekolah setempat.
Ia membentuk program Konselor Remaja Nusantara (KRN) yang melatih 12–15 siswa di setiap sekolah menjadi psikolog sebaya atau teman curhat.
“Karena meskipun mereka jauh dari teknologi, keterbatasan pengetahuan dari seks bebas masih minim,” jelasnya.
Tantangan berat juga dialami Zahra dari segi medan geografis. Untuk mencapai lokasi, ia harus menempuh perjalanan darat sejauh 80 km/jam, lalu dilanjutkan naik perahu ke pulau-pulau terpencil.
Medan sulit ini pula yang menjadi hambatan regenerasi.
“Saya sudah banyak mengajak mahasiswa, tapi sebagian besar justru lebih tertarik untuk berwisata ketimbang memikirkan proyek yang harus diinisiasi,” ujarnya.
Pengalaman organisasi semasa kuliah, termasuk aktif di BEM FKG, membentuk kepekaan sosial dan komitmen Zahra. Kedekatannya dengan para dosen juga jadi motivasi kuat untuk terus mengabdi.
Dedikasi Zahra tidak luput dari perhatian. Ia pernah beberapa kali difilmkan oleh Watchdoc, termasuk dalam film dokumenter berjudul Dokter Bawah Pohon.
Berbagai penghargaan bergengsi pernah diraih Zahra, seperti Dokter Teladan Nasional (2016), CNN Indonesia Heroes (2017), Perempuan Inspiratif NOVA (2014), Tupperware SheCan Award (2014), hingga 100 Tokoh Ksatria Airlangga.
“Penduduk harus ke puskesmas yang jaraknya jauh dan sewa kapal yang hampir satu juta," ungkapnya kepada Unair, Kamis, 14 Agustus 2025.
Selain itu, rata-rata kampung belum dialiri listrik, masih mengandalkan genset sebagai sumber tenaga. Kondisi ini mendorong Zahra bersama timnya untuk berinovasi menghadirkan layanan kesehatan gigi keliling bernama Warung Gigi.
“Padahal sebenarnya itu di luar bayangan seorang dokter gigi. Sementara saya membawa alat dengan ransel, obat-obatan dan anastesi,” kata Zahra.
Tak hanya masalah kesehatan gigi, Zahra juga menemukan fenomena anak di bawah umur yang hamil di luar nikah. Hal ini memotivasinya merancang program edukasi kesehatan reproduksi dan psikologi remaja di sekolah-sekolah setempat.
Ia membentuk program Konselor Remaja Nusantara (KRN) yang melatih 12–15 siswa di setiap sekolah menjadi psikolog sebaya atau teman curhat.
“Karena meskipun mereka jauh dari teknologi, keterbatasan pengetahuan dari seks bebas masih minim,” jelasnya.
Tantangan berat juga dialami Zahra dari segi medan geografis. Untuk mencapai lokasi, ia harus menempuh perjalanan darat sejauh 80 km/jam, lalu dilanjutkan naik perahu ke pulau-pulau terpencil.
Medan sulit ini pula yang menjadi hambatan regenerasi.
“Saya sudah banyak mengajak mahasiswa, tapi sebagian besar justru lebih tertarik untuk berwisata ketimbang memikirkan proyek yang harus diinisiasi,” ujarnya.
Pengalaman organisasi semasa kuliah, termasuk aktif di BEM FKG, membentuk kepekaan sosial dan komitmen Zahra. Kedekatannya dengan para dosen juga jadi motivasi kuat untuk terus mengabdi.
Dedikasi Zahra tidak luput dari perhatian. Ia pernah beberapa kali difilmkan oleh Watchdoc, termasuk dalam film dokumenter berjudul Dokter Bawah Pohon.
Berbagai penghargaan bergengsi pernah diraih Zahra, seperti Dokter Teladan Nasional (2016), CNN Indonesia Heroes (2017), Perempuan Inspiratif NOVA (2014), Tupperware SheCan Award (2014), hingga 100 Tokoh Ksatria Airlangga.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.