5 Ilmuwan UB Masuk Daftar 2% Peneliti Terbaik Dunia Versi Stanford University

Ma'rifah Nugraha
0

 Dosen Universitas Brawijaya. Foto UB.


EDUKASIA.ID - Kabar membanggakan datang dari Universitas Brawijaya (UB). Lima ilmuwan kampus ini berhasil masuk dalam daftar 2% peneliti terbaik dunia versi Stanford University bekerja sama dengan Elsevier BV.

Kelima nama tersebut adalah Dr. Nurul Huda, Dr. dr. Nur Samsu, Sp.PD., KGH., Prof. Sujarwoto, S.IP., M.Si., Ph.D., Prof. Dr. Femiana Gapsari Madhi Fitri, S.T., M.T., dan dr. Jonny Kurnia Fajar, Sp.PD. Mereka dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam dunia penelitian dan publikasi ilmiah internasional.

Ketua UPT Pemeringkatan Internasional UB, Hendrix Yulis Setyawan, STP., M.Si., Ph.D., menegaskan bahwa kunci untuk bisa menembus daftar bergengsi tersebut terletak pada kualitas riset dosen.

“C-score tidak hanya menekankan pada kuantitas publikasi, tetapi lebih pada dampak (impact) dari riset yang dilakukan, termasuk berapa banyak sitasi yang diterima dan seberapa kuat pengaruh penelitian tersebut di tingkat global,” ujarnya, Selasa, 30 September 2025.

Hendrix menjelaskan, penilaian terhadap para ilmuwan dunia dilakukan melalui C-score, indeks komposit yang mengukur kualitas penelitian secara menyeluruh.

Untuk mendukung dosennya mencapai level tersebut, UB disebut telah menyediakan fasilitas lengkap mulai dari laboratorium terpadu, pendanan riset, hingga peluang kolaborasi internasional bersama profesor tamu dan peneliti luar negeri.

“Sekarang tergantung dosen sendiri, apakah mereka ingin berkompetisi menghasilkan riset yang berkualitas. Kalau publikasi bagus dan sitasinya tinggi, otomatis peluang masuk top 2% semakin besar,” jelasnya.

Hendrix menambahkan, pencapaian ini bukan hanya prestasi pribadi para dosen, melainkan juga membawa nama baik universitas di kancah global. Pengakuan internasional ini, menurutnya, dapat membuka lebih banyak peluang kerja sama riset dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

“Harapannya, riset-riset UB ke depan lebih banyak memberi manfaat bagi masyarakat. Kalau kualitasnya tinggi, maka impact akademiknya juga kuat dan dampak sosialnya bisa lebih dirasakan,” tutupnya.

Salah satu ilmuwan yang masuk daftar tersebut, Prof. Dr. Sujarwoto, S.IP., M.Si., Ph.D., mengaku sudah lama aktif menulis dan mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional. Bidang risetnya banyak menyentuh isu-isu sosial yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

“Sejak awal, saya berusaha melakukan riset yang berangkat dari masalah-masalah nyata di masyarakat. Dengan begitu, hasil penelitian tidak hanya berhenti sebagai publikasi, tetapi juga bisa memberikan kontribusi nyata,” ujar Sujarwoto.

Ia menekankan bahwa dalam dunia akademik, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Tidak perlu mengejar jumlah publikasi, tapi memastikan setiap karya memiliki nilai dan manfaat yang luas.

“Santai saja, yang penting berusaha membuat paper yang bagus, sehingga bisa dipakai oleh banyak orang,” tambahnya.

Kepada peneliti muda di UB, Sujarwoto berpesan agar tak ragu memulai dari hal sederhana.

“Lakukan riset yang berangkat dari masalah nyata dan komunikasikan hasilnya dengan cara yang mudah dipahami agar bisa benar-benar dipakai banyak orang,” ungkapnya.

Capaian ini diharapkan menjadi motivasi bagi dosen dan peneliti muda UB untuk terus berkarya.

"UB berkomitmen untuk terus mendorong budaya akademik yang berfokus pada riset, inovasi, serta kontribusi nyata bagi masyarakat luas," tandas Hendrix.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top