Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang. Foto Ist.
Jakarta. EDUKASIA.ID - Suasana duka menyelimuti Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Enam mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) hanyut saat kegiatan di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa, 4 November 2025.
Hingga Rabu, 5 November 2025 lima mahasiswa ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam pencarian.
Peristiwa ini memantik keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lalu Hadrian Irfani. Ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas tragedi tersebut.
“Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dan civitas akademika UIN Walisongo," ujar Lalu Hadrian, Rabu, 5 November 2025, dikutip dari laman PKB.
Politisi PKB asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu berharap seluruh korban yang belum ditemukan segera bisa diselamatkan.
“Kita semua berharap mahasiswa yang hanyut segera ditemukan,” sambungnya.
Lalu Hadrian menegaskan, pihak kampus harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan mahasiswa selama menjalankan kegiatan di luar kampus, termasuk saat KKN maupun aktivitas di alam terbuka.
Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar terhadap keselamatan mahasiswanya.
"Harus ada aturan yang ketat, panduan keselamatan, serta pendampingan yang memadai agar kegiatan seperti KKN tidak menimbulkan korban,” tegasnya.
Ia juga meminta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) memastikan setiap kampus memiliki standar operasional keselamatan kegiatan lapangan yang wajib diterapkan tanpa kompromi.
“Tragedi ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Jangan sampai kegiatan akademik yang seharusnya menjadi wahana pembelajaran justru berujung duka,” tambahnya.
Ketua DPW PKB NTB itu juga mengajak seluruh pihak untuk berdoa bagi para mahasiswa korban dan memberikan dukungan kepada tim SAR serta relawan yang masih melakukan pencarian di lokasi kejadian.
Lalu Hadrian menegaskan, pihak kampus harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan mahasiswa selama menjalankan kegiatan di luar kampus, termasuk saat KKN maupun aktivitas di alam terbuka.
Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar terhadap keselamatan mahasiswanya.
"Harus ada aturan yang ketat, panduan keselamatan, serta pendampingan yang memadai agar kegiatan seperti KKN tidak menimbulkan korban,” tegasnya.
Ia juga meminta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) memastikan setiap kampus memiliki standar operasional keselamatan kegiatan lapangan yang wajib diterapkan tanpa kompromi.
“Tragedi ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Jangan sampai kegiatan akademik yang seharusnya menjadi wahana pembelajaran justru berujung duka,” tambahnya.
Ketua DPW PKB NTB itu juga mengajak seluruh pihak untuk berdoa bagi para mahasiswa korban dan memberikan dukungan kepada tim SAR serta relawan yang masih melakukan pencarian di lokasi kejadian.
.png)
.png)
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.