Ilustrasi. Foto Freepik.
EDUKASIA.ID - Memasuki tahun baru Hijriah 1447 H, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan berpuasa di bulan Muharram.
Melansir laman NU Online, ibadah puasa ini tidak hanya bersifat sunnah, namun memiliki nilai keutamaan yang sangat tinggi sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadis Rasulullah SAW.
Dua hari yang paling dianjurkan untuk berpuasa di bulan Muharram adalah tanggal 9 dan 10, yang dikenal sebagai puasa Tasu’a dan Asyura.
Untuk tahun ini, puasa Tasu’a jatuh pada Sabtu, 5 Juli 2025, dan puasa Asyura jatuh pada Ahad, 6 Juli 2025. Puasa 11 Muharram sebagai pelengkap jatuh pada Senin, 7 Juli 2025.
Lima Keutamaan Puasa di Bulan
MuharramUstadz Ahmad Muntaha mencatat bahwa ada lima keutamaan besar dari puasa sunnah di bulan Muharram, berdasarkan hadis-hadis shahih dan penjelasan para ulama.
1. Pahala Setara Puasa 30 Hari
Berpuasa satu hari di bulan Muharram dinilai oleh Allah dengan pahala seperti puasa selama 30 hari. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab al-Mu’jam ash-Shaghir dari Ibnu Abbas RA.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah maka ia diampuni dosanya selama dua tahun, dan barangsiapa berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya pahala seperti puasa selama tiga puluh hari.”
2. Puasa Terbaik Setelah Ramadhan
Rasulullah SAW menyebut puasa Muharram sebagai puasa paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan.
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, beliau bersabda: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”
3. Termasuk dalam Bulan-Bulan Mulia
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam (al-asyhurul hurum), bersama bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah di bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan berpuasalah pada bulan-bulan haram.”
Keutamaan ini menambah nilai spiritual puasa Muharram sebagai bentuk penghormatan terhadap waktu yang dimuliakan oleh Allah.
4. Penghapus Dosa Setahun yang Lalu
Salah satu keutamaan paling populer dari puasa Asyura adalah bahwa ia menjadi sebab diampuninya dosa-dosa setahun yang telah berlalu.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah, disebutkan: “Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat.’”
5. Pembeda dari Kaum Yahudi
Puasa di tanggal 9 dan 11 Muharram disyariatkan sebagai bentuk pembeda dari puasa kaum Yahudi yang hanya dilakukan pada tanggal 10.
Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Abbas RA: “Berpuasalah kalian pada hari Asyura, dan bedakanlah diri kalian dari kaum Yahudi dengan juga berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya.”
1. Pahala Setara Puasa 30 Hari
Berpuasa satu hari di bulan Muharram dinilai oleh Allah dengan pahala seperti puasa selama 30 hari. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab al-Mu’jam ash-Shaghir dari Ibnu Abbas RA.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah maka ia diampuni dosanya selama dua tahun, dan barangsiapa berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya pahala seperti puasa selama tiga puluh hari.”
2. Puasa Terbaik Setelah Ramadhan
Rasulullah SAW menyebut puasa Muharram sebagai puasa paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan.
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, beliau bersabda: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”
3. Termasuk dalam Bulan-Bulan Mulia
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam (al-asyhurul hurum), bersama bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah di bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan berpuasalah pada bulan-bulan haram.”
Keutamaan ini menambah nilai spiritual puasa Muharram sebagai bentuk penghormatan terhadap waktu yang dimuliakan oleh Allah.
4. Penghapus Dosa Setahun yang Lalu
Salah satu keutamaan paling populer dari puasa Asyura adalah bahwa ia menjadi sebab diampuninya dosa-dosa setahun yang telah berlalu.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah, disebutkan: “Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat.’”
5. Pembeda dari Kaum Yahudi
Puasa di tanggal 9 dan 11 Muharram disyariatkan sebagai bentuk pembeda dari puasa kaum Yahudi yang hanya dilakukan pada tanggal 10.
Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Abbas RA: “Berpuasalah kalian pada hari Asyura, dan bedakanlah diri kalian dari kaum Yahudi dengan juga berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya.”
Tingkatan Puasa Asyura
Menurut Para UlamaMenjelang akhir hayatnya, Rasulullah SAW semakin menekankan pentingnya membedakan praktik ibadah umat Islam dari kaum Yahudi.
Dalam konteks puasa Asyura, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam Fathul Bâri menjelaskan bahwa terdapat tiga tingkatan dalam menjalankan puasa Asyura:
1. Tingkatan dasar: Berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram (Asyura).
2. Tingkatan pertengahan: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasu’a dan Asyura).
3. Tingkatan paling sempurna: Berpuasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram (Tasu’a, Asyura, dan pelengkapnya).
1. Tingkatan dasar: Berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram (Asyura).
2. Tingkatan pertengahan: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasu’a dan Asyura).
3. Tingkatan paling sempurna: Berpuasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram (Tasu’a, Asyura, dan pelengkapnya).
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.