EDUKASIA.ID - Di tengah maraknya penyalahgunaan teknologi, MTs Nurul Jadid dan MA Nurul Jadid Assallangnge Bua justru hadir dengan pendekatan inovatif.
Lembaga pendidikan ini membekali santri dengan keterampilan teknologi informasi (IT) sekaligus memperkuat nilai-nilai agama, menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi generasi muda, bangsa, dan agama.
Salah satu wujud konkret dari integrasi ini adalah hadirnya kelas coding sebagai salah satu ekstrakurikuler pilihan bagi para santri.
Kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid Assallangnge Bua, Hasniawati, menyatakan harapannya agar para santriwati mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah.
"Kami memberi dukungan positif terhadap adanya ekstrakurikuler coding di madrasah karena berpotensi memberi manfaat yang besar bagi perkembangan anak kita," ujarnya, dilansir dari laman Kemenag Sulsel, Jumat (23/5/2025).
Dikatakan, kelas ekstrakurikuler coding ini telah berjalan hampir setahun, melibatkan pengajar profesional dari luar pondok.
"Di akhir tahun ajaran ini, kami memberi project kepada ananda di kelas coding untuk membuat Game Huruf Hijaiyah," ungkapnya yang juga dosen Politeknik Dewantara.
Menurut Risda, proyek ini dirancang untuk menjadi alternatif pembelajaran bagi anak-anak yang masih kesulitan dalam mengaji, serta sebagai upaya mengedukasi generasi muda tentang pemanfaatan teknologi secara positif.
"Sebelum membuat game, anak-anak belajar logika dasar pemrograman terlebih dahulu, pengenalan ke aplikasi sederhana pembuatan game, barulah mereka membuat game huruf hijaiyah tersebut di pekan ini," papar Risda.
Salah satu wujud konkret dari integrasi ini adalah hadirnya kelas coding sebagai salah satu ekstrakurikuler pilihan bagi para santri.
Kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid Assallangnge Bua, Hasniawati, menyatakan harapannya agar para santriwati mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah.
"Kami memberi dukungan positif terhadap adanya ekstrakurikuler coding di madrasah karena berpotensi memberi manfaat yang besar bagi perkembangan anak kita," ujarnya, dilansir dari laman Kemenag Sulsel, Jumat (23/5/2025).
Dikatakan, kelas ekstrakurikuler coding ini telah berjalan hampir setahun, melibatkan pengajar profesional dari luar pondok.
Dapat Dukungan dari Pimpinan Pondok
Penanggung jawab ekstrakurikuler MTs dan MA Nurul Jadid Assallangnge Bua, Suriati, menuturkan bahwa program ini mendapat dukungan langsung dari pimpinan pondok.
"Direktur Ponpes Nurul Jadid Bua memberi arahan untuk menghadirkan pengajar-pengajar yang sesuai dengan bidangnya untuk kelas ekstrakurikuler agar santri benar-benar dapat mempelajari sebuah ilmu dari sumber yang menguasai," tegasnya.
"Direktur Ponpes Nurul Jadid Bua memberi arahan untuk menghadirkan pengajar-pengajar yang sesuai dengan bidangnya untuk kelas ekstrakurikuler agar santri benar-benar dapat mempelajari sebuah ilmu dari sumber yang menguasai," tegasnya.
Kata Pengajar
Salah satu pengajar coding, Risda M menceritakan antusiasme santriwati dalam mengikuti pembelajaran, terutama saat membuat game menggunakan aplikasi Scratch yang menampilkan visual dan suara."Di akhir tahun ajaran ini, kami memberi project kepada ananda di kelas coding untuk membuat Game Huruf Hijaiyah," ungkapnya yang juga dosen Politeknik Dewantara.
Menurut Risda, proyek ini dirancang untuk menjadi alternatif pembelajaran bagi anak-anak yang masih kesulitan dalam mengaji, serta sebagai upaya mengedukasi generasi muda tentang pemanfaatan teknologi secara positif.
"Sebelum membuat game, anak-anak belajar logika dasar pemrograman terlebih dahulu, pengenalan ke aplikasi sederhana pembuatan game, barulah mereka membuat game huruf hijaiyah tersebut di pekan ini," papar Risda.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.