Pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Selat Nasik. Foto Kemenag.
EDUKASIA.ID - Perjalanan panjang tak menyurutkan semangat para pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Selat Nasik. Demi melayani umat di wilayah terluar, mereka rela menempuh perjalanan laut hingga 3,5 jam menuju Pulau Gersik.
Pulau kecil nan terpencil ini berada di ujung Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung. Tak ada pelabuhan, dan cuaca pun tak selalu bersahabat. Tapi semangat mereka tak kendur.
Kepala KUA Selat Nasik, Lutfi Alawi, menceritakan langsung perjuangan timnya saat melakukan safari dakwah sekaligus pelayanan akad nikah di Pulau Gersik Kamis, 21 Agustus 2025.
Rombongan berangkat dari Selat Nasik menggunakan perahu kayu pukul 13.00 WIB. Meski cuaca cerah, perjalanan jauh dari kata mulus.
“Ombak cukup besar, bahkan kapal sempat mogok tiga kali sekitar satu jam,” ujarnya.
Lutfi menambahkan, rute yang mereka lalui cukup menantang karena harus melintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang ramai oleh kapal-kapal besar.
“Risiko cukup tinggi, tetapi bisa kami lalui dengan selamat,” ungkapnya.
Sesampainya di sekitar Pulau Gersik, perjalanan belum selesai. Karena tak memiliki pelabuhan, rombongan harus berganti perahu kecil untuk mencapai bibir pulau. Total waktu perjalanan laut mencapai 3,5 jam, dan mereka baru tiba sekitar pukul 16.30 WIB.
“Kalau tanpa kendala, jarak tempuh biasanya hanya dua jam,” tutur Lutfi.
“Tapi kami tetap semangat karena masyarakat sangat menantikan kehadiran kami,” tambahnya.
Safari dakwah kali ini menjadi yang pertama digelar KUA Selat Nasik. Namun ke depan, kegiatan ini akan menjadi agenda rutin. Lutfi mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah desa untuk menyusun jadwal safari dakwah secara berkala.
Tak hanya fokus pada pencatatan pernikahan, kegiatan ini juga mengedepankan aspek pembinaan keluarga.
“Safari dakwah ini tidak hanya soal pencatatan nikah, tapi juga pembinaan keluarga sakinah,” katanya.
Ia menegaskan pentingnya masyarakat di pulau-pulau kecil mendapat hak yang sama dalam hal bimbingan agama dan layanan resmi negara.
“Kami ingin masyarakat di pulau terpencil mendapat hak yang sama dalam bimbingan agama dan layanan resmi negara,” ujarnya.
Selama di Pulau Gersik, kegiatan dimulai dengan tausiyah selepas Magrib dan Subuh. Setelah itu, tim KUA memberikan pembinaan kepada calon pengantin dan pasangan muda dengan menekankan pentingnya membangun rumah tangga harmonis berlandaskan ajaran agama. Puncaknya, dilaksanakan akad nikah sesuai syariat Islam dan prosedur negara.
Antusiasme warga tak terbendung. Kehadiran tim KUA menjadi momen istimewa bagi masyarakat setempat.
“Banyak warga menyampaikan rasa syukur karena pelayanan langsung bisa dirasakan, tanpa harus menyeberang jauh ke Selat Nasik,” jelas Lutfi.
Adapun Kecamatan Selat Nasik sendiri membawahi empat desa, yakni Petaling, Selat Nasik, dan Suak Gual yang berada di satu pulau serta Pulau Gersik yang paling jauh dan terisolasi.
“Pulau ini tidak memiliki pelabuhan, kondisi geografis dan cuaca sering jadi kendala. Tapi bagi kami, jarak bukan penghalang untuk melayani umat,” tegasnya.
Selama ini, pelayanan akad nikah memang rutin dilakukan sesuai permintaan warga, rata-rata tiga hingga empat kali dalam setahun. Namun melalui program safari dakwah, pelayanan kini dibarengi dengan edukasi keagamaan yang lebih menyeluruh.
“Kami ingin memastikan setiap pasangan di pelosok bisa membangun keluarga yang sah, tercatat, dan sakinah, mawaddah, warahmah,” pungkas Lutfi.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.